bunga kapas menyerahkan kelembutan di telapak
diterima pada suatu tepukan saat senja
pernah berjatuhan kelopak-kelopak bunga
bakal tunas bersukarela
menunggu musim berganti
permainan kelereng menyurut dihalaman ingatan
teriakan teriakan canda menyusup jauh
lama sudah, dekat masih
kehangatan yang menujum saat bertukar tepukan
oh, sudikah engkau mencintai aku?
hingga jatuh rebah ke lapis terbawah
kalah harkat pada peminta-minta
memohon kelembutan pada kapas-kapas
merepih tepi lingkar kelereng
pernah, aku menjentik, bergulir jauh
Oh, sudikah engkau mencintai aku?
kini, membungkuk hilang penyangga punggung
semua senyum meniru bunga layu
kumal benar bayangan saat berjumpa
lagi, kau bahkan lupa sekedar menyapa
Oh, hampa benar terbang kapas
membagi kelembutan tak lagi singgah
kesabaran mengubur diri di hari lalu
(SERI PUISI CINTA, batanghari, 5 november 2015, cok sawitri)
permainan kelereng menyurut dihalaman ingatan
teriakan teriakan canda menyusup jauh
lama sudah, dekat masih
kehangatan yang menujum saat bertukar tepukan
oh, sudikah engkau mencintai aku?
hingga jatuh rebah ke lapis terbawah
kalah harkat pada peminta-minta
memohon kelembutan pada kapas-kapas
merepih tepi lingkar kelereng
pernah, aku menjentik, bergulir jauh
Oh, sudikah engkau mencintai aku?
kini, membungkuk hilang penyangga punggung
semua senyum meniru bunga layu
kumal benar bayangan saat berjumpa
lagi, kau bahkan lupa sekedar menyapa
Oh, hampa benar terbang kapas
membagi kelembutan tak lagi singgah
kesabaran mengubur diri di hari lalu
(SERI PUISI CINTA, batanghari, 5 november 2015, cok sawitri)
No comments:
Post a Comment