Berapa Jauh Kan Berlari Engkau Dari Cintamu



berapa jauh kan berlari engkau
engkau kan berlari berapa jauh
sembunyi dari kata hati
kata hati sembunyi
mengakrabi rasa rikuh, menjadikan senyum
menjadikan senyum,  menikmati rasa cemas  di tiap-tiap hela nafas
ketakutan bila terucap tak sengaja
tak sengaja kau menyebut satu nama
lalu karanglah kisah tentang risau hati
pernah sepi memberi waktu buat bercakap
"siapa yang kau rindu?"
menepis sahutan walau tak terucapkan
"bersama siapa kau merasa nyaman?"
gundah jawaban ditepikan tarikan nafas
dibalik matamu yang memandang
memandangi yang ada dibalik matamu
bayangan-bayangan samar menyahut tegas
tegas menyahut bayangan bayangan samar
bukan mengapa, ingatan hilang kejernihan
kejernihan hilang ingatan, mengapa bukan
"apa yang kau cemaskan?"
hingga sepi pergi, keriuhan membawamu masuki gundah
gundah masuki sepi membawamu pergi ke riuh
makin sembunyi dari kata hati
kata hati makin sembunyi
tapi tiap tiap tarikan nafas
bayangan itu melintas merambat dalam udara
dalam udara merambat bayangan
membekap hingga demam tiba
keluh rasa pening memeluk isi kepala
berapa tahan engkau memerlukan waktu
mengira disembuhkan bila saat tiba
ah, engkau lupa
jatuh cinta bukan sebangsa penyakit jantung
penyakit jantung bukan sebangsa jatuh cinta
jatuh rindu bukan salah ataukah benar
benar ataukah salah jatuh rindu

dalam kecut pun tanyakan ini pada sepi
sepi tanyakan ini dalam kecut
dengan siapa?
maka airmatamu kan meledak
meledak isakmu dalam sepi
sepi beban tangismu
menggukir duka pada sembab lingkar mata
berapa lama engkau akan berlari
berlari engkau akan berapa lama
menghindar sebagai sembunyi ?
sembunyi sebagai menghindar
"debur dadamu meracaukan pilu
kesanggupan sisa sesak nafasmu: itu!"

(SERI PUISI CINTA, BATANGHARI, 8 NOVEMBER 2015, COK SAWITRI)

No comments:

Post a Comment