Kadangkala, Meraih Kelegaan Tanpamu



kadangkala bebaskan pandangan ke luas langit
lautan lepas tak terbatas, kelegaan singgah
saat hela nafas, melintas seperti hentakan
layang-layang melayang hampa
memejam mata tak kuasa menerima
bagaimana bisa engkau tak paham

bila dingin menjerat leher, pori-pori mekar
gigil yang gemeletuk jauh dalam dada
gemeretak awan dihilir angin, ombak membuncah
biji-biji pasir merepih melepas kilau
perihnya garam pada sayatan luka
bagaimana dapat engkau hilang nyali
apa yang menghalangi kejujuran karang
dikikis hantaman risau?
hanya kerang berani berteduh
ganggang menghanyutkan diri, jauh ke tepi
begitu juga kau

kadangkala ingin kulepas jaring kelebat ombak
meraih tanganmu lalu bertukar tatap
percik sunyi menyala sesaat
lalu redup
apa yang menahan langkahmu
tak ada jeram tebing menggores betismu
luka yang belum engkau ratapi
rasa malu yang belum tiba merahkan wajahmu
apa yang mengurungmu
memasungmu dalam kepalsuan-kepalsuan
hingga angin mendesir menerbangkan pasir
memerihkan mata kembalikan aku;
buat bebas pandangan, meraih kelegaan tanpamu.

(Seri Puisi Cinta, batanghari, 8 november 2015, cok sawitri)

No comments:

Post a Comment