Siapa Yang Berani Ucapkan Cinta (?)



yang bermain di lamunanmu
pantai yang lelah, jukung berjemur di bawah ketapang
daun-daun kering terinjak, berapa jejak disapu pasir

ah, lupakan tawa lepas membelah ombak
cerita ringan membebaskan kesumat pikiran
apa yang menjalin alasan buat berulang menyapa?
bahan cerita begitu riuh, tumbuh di lidah seperti barisan lumut
kini kering, matahari menyilaukan, jukung melaut pagi hari
merapat kebisuan, semua cerita kehilangan kisah

mencoba kau aku pernah seperti tangan penganyam tikar
temukan penyisip satu cerita tak masuk akal kalaupun!
jadi ombak gemuruh, penuh riak buat perjumpaan
mengayunkan lamunan, lalu seperti jukung lumpuh
mengering di atas pasir, menunggu gergaji membelah
adakah yang lebih pahit buat disesali
selain bertanya siapa yang tak berani
ucapkan; aku mencintaimu

pikiran menertawai seperti riuh camar kehilangan karang
lalu pilu mendekam di bawah telapak terbenam pasir kering
melambai tatapan adakala jarak pandang lebih menyatakan
tak lagi pantai bagi hati, bagimu kini hanya lamunan.

(SERI PUISI CINTA, batanghari, 8 November 2015, cok sawitri)

No comments:

Post a Comment