Tak Terkira Kuyupnya Aku

tak terkira kuyupnya mata
saat langkah hari berlalu
membawamu

setangkai daun jatuh
sembilulah aku
mestinya kukatakan padamu
jangan pergi, duduklah di sini
izinkan aku bacakan satu puisi
tentang mimpi yang mencuri lelapku
pada senja yang muram
entah jemarimu atau aku
memetik semua kembang
lalu harum tubuhmu mendekap erat
melekat dikulit lengan
menjatuhkan hatiku; tak terkira kuyupnya

saat langkah hari berlalu
membawamu
entah jemarimu atau aku
kembali memetik setangkai kembang
harumnya melimbungkan aku.

(ubud, hari ketiga, cok sawitri, 2009)

No comments:

Post a Comment