Penutup Makan Siang

siang diakhiri dengan sepiring bihun dan abon gurih, segelas air putih dan ditutup jus jeruk. sebatang rokok dinyalakan, tentu, sambil membiarkan pikiran tersenyum; andai kamu di sini sekarang, pastilah menu yang dimakan akan berbeda: pastilah makanan yang 'steril', sup asparagus, salad yang mininum kalori kemudian teh hijau yang bikin lidah kelat, tentu, usai itu, tak ada asap rokok. Percakapan pun akan terhenti sebab sesekali ada yang menelponmu, atau menyapamu, atau tak ada yang mesti dipercakapkan kecuali, apakah kamu mau makanan penutup? mungkin sebangsa cake, yang barangkali lebih baik diganti dengan es cream saja. Kemudian aku mesti ke smoking area, duduk di sana dengan diawasi matamu yang tak sabar. Lalu berjalan diantara lorong-lorong sejuk karena air conditioner di tiup-tiup oleh kipas angin raksasa. Siang diakhiri dengan perpisahan di depan pintu, kembalilah ke kantormu, dan aku kembali ke dalam, memesan sepiring bihun dan abon gurih di ruang bebas merokok sambil memesan kopi; lalu secara tiba-tiba harus membaca pesan yang masuk ke layar HP: jangan lupa, nanti malam dinner dengan teman-teman...(pesan singkat itu kuhapus). mari dulu makan, melepas diri dari bayangan bahwa makanan itu sebab kesakitan datang ditubuh; bihun pedas dengan abon yang gurih terbukti membuat pikiranku jadi lembut saat mengingatmu dibandingkan jika yang kumakan salad dan sup atau teh hijau sebagai penutup, semua itu pasti akan membuat pikiranku kelat saat membayangkanmu!

No comments:

Post a Comment