Siapa Diantara Kita Yang Akan Menyapa Lebih Dahulu

bayangkan bila kegilaan merasuki kepalaku. akal sehat lenyap dan keangkuhan berganti menjadi kata hati. pasti aku akan menelponmu. tak perduli apa reaksimu. geraham ini mengatup, air yang tersedot dari tanah mendengung. mungkin beberapa hari lagi, sarapan pagi bersama mempertemukan kita. kembali kerikuhan itu menandai kita. membuatku membisu seakan tak perduli, walau dalam hati, betapa bahagiaku jika itu terjadi kembali.lalu kembali, kerikuhanmu memberiku aku tempat untuk diam membisu.Lalu, siapa, diantara kita yang akan menyapa lebih dahulu atau nujum ini mengutuk harapanku, jantungku berdetak dan keasingan membuatku membisu, memandang potret di dinding yang setiap saat dapat kutatap.

No comments:

Post a Comment