Telur Katak Betina

TELUR KATAK BETINA

pulang menyarang di bawah teratai kecebong lepaskan kulit
nah, aku seekor katak telur ibuku!
penghujan riuh mari bernyanyi
aku betina anak-anakku telur pecah
suara-suara keras melawan deras
melecut kebisuan jadi sarang
ibu, telur yang mulia tinggal kulit melayang dipermukaan air
mari mengenang ngidam waktu mengedan menebas rangkaian
sebab dari telur, maka ibuku tinggal kulit dan belulang
karena itu di sini tak ada panggilan ibu!

pulang menyarang juga nyanyian dalam deras hujan
bapa kami adalah telur pecah diberkati di kolam penghujan
dahulu, kini sampai kematian nanti
kecebong-kecebong itu merayakan renang pertamanya
matanya menyala dari ujung ekor hingga dahi
makanlah selagi masih sebagai tulang rawan
satu dua sisakan nyanyian diulang-ulang
bukan kulit telur belulang pecah
tapi ibu dan bapa dimuliakan sebutan
bukan sarang kelahiran telur-telur kematian
tak miliki kelahiran…

(THE END, puisi Unreg, cok sawitri)

No comments:

Post a Comment