PERAYAAN 1 JUNI, JAYARAYA PANCASILA: BERGERAKNYA GERAKAN REVOLUSI MORALITAS NEGERI

Latar Belakang

Nusantara, wilayah orkestra dunia yang bergema sepanjang masa. Sebuah diaspora besar-besaran terjadi ketika bencana mahabesar yang menghancur-menenggelamkan surga bumi mengirim pergi sedikit dari mereka yang selamat ke berbagai tempat di muka bumi ini. Mereka membawa "benih" peradaban yang agung. Surga bumi, bahwa yang dimaksud adalah taman hesperides jiwa dunia yang terletak di khatulistiwa. Puing-puing kepulauannya kemudian bernama INDONESIA.

Jauh sebelum yuga-yuga (masa-masa geologis) berakhir, masa Lemuria surga pertama terbentuk, wilayah tersebut berfungsi sebagai tanah kelahiran umat manusia, dan cenderung ditimpa malapetaka dahsyat yang menggoncang dunia dari keberadaan pilar-pilar langit, gunung berapi mahadahsyat (bajra). Hindu dan Budha, sebagaimana diakui oleh para penjelajah ujung dunia, adalah agama nenek moyang (wiwitan) dari tanah suci Indonesia. BALI ADALAH PEWARISANNYA YANG TERAKHIR.

PILKADA DI BALI; BERAPA BIAYA YANG DIKELUARKAN….JAWABANNYA: ENTAH!!!

Berapa sesungguhnya biaya yang diperlukan oleh seorang calon wakil rakyat dan calon pimpinan lokal? Dari tingkat kabupaten hingga provinsi? Jawabannya: entah! KPUD baik kabupaten maupun provinsi dalam tugasnya pastilah menganggarkan dalam jumlah milyaran; untuk biaya operasional KPUD itu sendiri, itu bahasa awamnya, tidak perlu masyarakat tahu, sebab sekarang semuanya serba transparan, tidak ragu, peruntukannya jelas kok!

Namun tak pernah jelas kemudian, apakah biaya besar itu termasuk memfasilitasi para calon wakil rakyat dan calon pimpinan lokal? --KPUD , kata seorang teman, adalah lembaga yang paling sibuk mempelajari perubahan perarturan. Setiap saat, KPUD harus meralat informasinya mengenai berbagai perarturan menyangkut proses pemilihan. Berbagai persoalan teknis dari penghitungan suara sampai soal jumlah Tempat Pemungutan Suara, belum lagi soal administrasi pendaftaran, partai-partai baru yang masih ribet dengan eksistensinya selalu akan menjadi pendorong KPUD dimanapun untuk memerlukan 'biaya lembur', menyebakan banyak biaya-biaya yang harus dikeluarkan!

MONO-LOG : MARAK’US

(hanya cuplikan)

MALAM HAMPIR PUKUL KE JARUM 10. BERDEGUM-DEGUM MUSIK, BERBINAR-BINAR MENYILAUKAN LAMPU-LAMPU YANG GENIT MENAWARKAN WARNA-WARNINYA. ANEH. TIDAK ADA AROMA MINUMAN KERAS, TAPI JUSTRU AROMA HARUM PARFUM MERUAK. GADIS-GADIS MEMAKAI DRESS KETAT, MEMPERLIHATKAN BAHUNYA, LELAKI LELAKI MEMAKAI CELANA YANG MENGEMBANG DI PANTAT AGAK MELOROT HINGGA PANTAT ITU KELIHATAN MENIPIS.

PILKADA…YA???

Obrolan di Bali saat ini, walau tidak begitu hangat: adalah Pilkada. Ada beberapa kabupaten dan kota bulan Mei nanti akan melaksanakan pemilihab bupati dan walikota. Seperti biasa, tandanya adalah banyak baliho dipasang, spanduk ucapan ini-itu: lalu muncul posko-posko pendukung; sesekali di televisi nampak iklan para kandidat. Selebihnya, masyarakat bersikap maklum; ada atau tidak pergantian pimpinan; hidup keseharian tidak akan berubah.

Masyarakat dalam diam pun tahu, hanya orang-orang disekitar kandidat itulah yang aktiv, rajin, penuh semangat bahkan satu dua tampil fanatik; meracau bicara soal kandidat yang didukungnya! Ada juga yang memikirkan peluang-peluang untuk mendapat keuntungan dari para kandidat, yang sudah barang tentu : peluang itu berasal dari : proses keputusan seseorang menjadi kandidat, yang karena alasan itu baru memikirkan: apakah wajahnya dikenal oleh masyarakat pemilihnya? Bagaimana caranya mendapatkan rekomendasi: restu sakti dari partai? Barulah setelah kerepotan itu memikirkan dengan tergopoh-gopoh: dimanakah harus mendapatkan dukungan: banjar A mungkin basis partai C, tapi di situ asalnya salah satu kandidat; Desa X mungkin basis partai E, tapi di situ basis beberapa pemimpin informal yang tidak memiliki kandidat: Mungkin ini maksudnya pemetaan politik: dalam politik praktis dikenal adanya pemetaan berdasarkan sosiologis, psikologis dan rasional! Biasanya, diterjemahkan oleh konsultan politik dengan pemaparan profile pemilih di berbagai pelosok kantong-kantong para pemilih.