Review Iluminasi: "lebih terang dengan lampu penerang…"

Komik silat Kho Ping Ho dapat menjadi akar 'tandingan' ketika membaca novel Iluminasi, karya Lisa febriyanti, terbitan Kaki Langit Kencana, November 2009. Dalam serial silat Kho Ping Ho: ilmu berbisik jarak jauh, telepati, ilmu terbang melayang, berlari cepat, kemampuan memanjangkan tangan; bak manusia karet, kemampuan mengeluarkan api, termasuk menderukan angin, mendatangkan rasa sedingin salju, dst: terbangun dari kisah pendekar-pendekar pilihan, yang terbelah antara dua, golongan hitam dengan putih, biasanya 'sang hero' memiliki kisah sedih dan menderita di awal kisah, kadang menyendiri, terbuang dalam pulau terpencil, jatuh ke dalam tebing curam, dsbnya dan pewarisan 'kesaktian' memang sering melalui garis 'keturunan', tidak direncanakan, yang didahului dengan liku-liku yang mengejutkan bagi calon 'sang hero'.

Review Novel EPITAPH; Kejujuran yang tanggung…

Membaca novel Epitaph, karya Daniel Mahendra, terbitan Kaki Langit Kencana, November 2009, adalah pembacaan fragmen-fragmen yang diutuhkan menjadi kesatuan kisah. Fragmen terbesar adalah kisah Laras Sarasvati, mahasiswi IKJ yang hilang saat melakukan shouting film dokumenter di Gunung Sibayak, Medan. Fragmen kedua adalah Kisah Haikal, kekasih Laras, yang menjadi ‘pencerita’ mengenai tokoh-tokoh yang ikut hilang dalam musibah yang dialami Laras dan menjadi ‘penganalisa’ adanya kejanggalan dalam pencarian korban dalam musibah itu. Fragmen lain, adalah tokoh Langi, teman Haikal yang difungsikan sebagai penulis dari kejadian musibah helikopter itu.

Review NOVEL LASMI

Novel ini diterbitkan oleh Penerbit Kaki Langit pada November 2009, dengan judul Lasmi, mengambil nama tokoh utamanya Lasmiyati, yang dikenalkan melalui Pemilihan Majelis Daerah di tahun 1957 oleh seorang guru; mengenalkan kepada pembaca "mode busana" apa yang saat itu tengah menandai seorang perempuan terpelajar di sebuah desa; “ Tubuhnya yang ramping dengan tinggi rata-rata perempuan, tampaknya sekitar 156-158 sentimeter, di balut sepotong gaun terusan berbahan dril warna khaki. "Gaun itu sepanjang pertengah betis, berlengan sebatas siku, dan sedikit longgar di bagian kaki. Kulitnya sawo matang tampak lembab berkeringat. Rambutnya yang digelung di atas tengkuk agaknya terlebih dahulu dijalin kepang. Tampak tegas dan bersahaja,” Ini fakta di luar diri penulis, yang menjadi bagian pembuka novel Lasmi sepanjang 228 halaman, dengan 52 catatan kaki, memberi fakta kepada pembaca mengenai pengarang dengan sumber-sumbernya, yang diproseskreatifkan menjadi novel dengan kekhasan tertentu; yakni latar belakang peristiwa di rentang tahun 1957-1965-an.

Siwa Ratri Kalpa, Perayaan Malam Siwa

Tahun 2010 ini, Siwa Ratri Kalpa jatuh pada tanggal 14 Januari, dalam sistem kalender Bali disebut prawani Tilem Kapitu, sehari sebelum bulan mati di bulan ketujuh (kapitu), diyakini itu adalah malam tergelap dalam peredaran surya dan candra di atas bumi. Di hari itu, sebelum matahari terbit bagi umat Hindu penganut paham siwa akan melaksanakan proses brata Siwa Ratri. Brata ini terbagi tiga, yang utama adalah melaksanakan monabrata, yang menengah melaksanakan upawasa dan jagra ,sedangkan yang sederhana melaksanakan jagra saja.

Perayaan Budha Wage Kelawu : Artha Yang Menanyai Pemiliknya….

Dalam tradisi, perayaan Budha Wage Kelawu (Cemeng), sering diartikan sebagai perayaan kepada Betara Rambut Sedana; perayaan kepada 'Dia' yang mememiliki kekayaan yang sesungguhnya.
Karena itu, pada hari Rabu, Wage, Kelawu, bagi yang meyakininya, akan menghindari melakukan transaksi jual beli; sebab pada hari itu, "Dia" yang memiliki kekayaan tengah melakukan yoganya. Maka tradisi 'ekonomis' yang menarik; sebab dalam sekali waktu 'uang' tidak dipergunakan. Walau dalam sehari, alangkah menariknya jika seseorang dibebaskan dari 'ketakutan' akan ketiadaan uang. Bayangkan andai serentak terjadi dalam sehari, semua orang tidak melakukan transaksi jual beli (?) Bagaimanakah sesungguhnya memaknai posisi uang dalam kehidupan manusia saat seperti itu (?) Kekacauankah akan terjadi atau akan hadir makna baru dalam menilai uang dalam kehidupan masa kini; yang memang menilai keberhasilan seseorang dari kekayaan, jabatan; dari busana luarnya; tidak peduli asal muasal kekayaan itu; didapatkan dengan jalan suci ataukah menipu? Uang telah terbukti ' menipu' kejujuran hati, 'penguasa' dan "tuhan" yang sesungguhnya di masa kini.

Tumpek Wayang: Peringatan Terakhir; Tak Ada Manusia Yang Abadi!!

Tanggal 6 Pebruari 2010, hari ini, hari Sabtu, Umat Hindu Bali merayakan Tumpek Wayang, perayaan yang menandakan bahwa kelahiran ke dunia tak ubahnya bayangan di kelir pertunjukan wayang, karmalah yang menjadi sebab rupa bentuk waktunya. Tak ada yang dapat menghindar karma phala itu; manusia ketika lahir, tidak dapat memilih menjadi anak siapa atau menolak untuk menjadi keturunan siapa. Lahir itu rahasia; mengalir kemudian dalam waktu; memberi ingatan, bahwa hanya perbuatan baik yang menjadi kendaraan untuk melewati segala macam cobaan hidup: sattwam, rajah dan tamas, silih berganti memasuki hati dan pikiran. Hidup manusia tak akan lepas dari ketiga hal ini, pastilah: dengan pahit dinyatakan: tidak ada kelahiran yang demikian tulus, selalu ada kekurangannya!