pernah aku diayun senyap
memburu pencuri hujan
bersekutu dengan raja dewa
dalam gemuruh melupakanmu
angin yang mati
kusimpan di hati
tak lagi mendesir
bila namamu diucapkan hari
pernah aku menjadi elang
mengincar buruan
bersekutu dengan rasa lapar
dalam cabikan aku kubur bayangmu
debu yang melesak ke mata
kusimpan di dada
jadi sumpal
agar tak terbayang wajahmu
pernah aku menjadi penjaga taman
mencabut semua putik rumput
bersekutu dengan arit
menebas rindu untukmu
pernah aku menjadi apa saja
buat lupakan kamu
sebab matahari ajari aku
tentang terbit dan tenggelam
setia pada hari…
gelap yang menghuni dada
menjadi mimpi buruk
kupakai kutuk
mencuri semua keyakinanku
pernah aku menjadi pelupa
menjadi penanya untuk semua kesetiaan
bersekutu dengan khianat
mematahkan semua hati yang percaya cinta
pernah aku demikian telengasnya
menjadi apa saja
bahkan
demi cinta khianati kamu!
(batu bulan, cok sawitri, 2009)
memburu pencuri hujan
bersekutu dengan raja dewa
dalam gemuruh melupakanmu
angin yang mati
kusimpan di hati
tak lagi mendesir
bila namamu diucapkan hari
pernah aku menjadi elang
mengincar buruan
bersekutu dengan rasa lapar
dalam cabikan aku kubur bayangmu
debu yang melesak ke mata
kusimpan di dada
jadi sumpal
agar tak terbayang wajahmu
pernah aku menjadi penjaga taman
mencabut semua putik rumput
bersekutu dengan arit
menebas rindu untukmu
pernah aku menjadi apa saja
buat lupakan kamu
sebab matahari ajari aku
tentang terbit dan tenggelam
setia pada hari…
gelap yang menghuni dada
menjadi mimpi buruk
kupakai kutuk
mencuri semua keyakinanku
pernah aku menjadi pelupa
menjadi penanya untuk semua kesetiaan
bersekutu dengan khianat
mematahkan semua hati yang percaya cinta
pernah aku demikian telengasnya
menjadi apa saja
bahkan
demi cinta khianati kamu!
(batu bulan, cok sawitri, 2009)
No comments:
Post a Comment