dimana senyummu kusimpan
bila senja tiba
matamu ada genang kelopak embun
mirip pagi yang memaksa terjaga
lembar lembar melukis tawamu
lapis lapis mengariskan batas
dimana rikuhmu
kusimpan
saat kulewati bahumu
menegurmu dalam bisik
menyapa sekadar ucap
jalan ke kanan ataukah ke kiri
engkau lelaki ataukah perempuan
tak cukupkah waktu bersarang
untuk membiarkan rindu kalah
gelanggang yang riuh
panggung tak berbatas waktu
lalu
mari maki perasaan perasaan ini
mari caci kerinduan kerinduan ini
dimanakah rasa salah kusimpan
mencintaimu diam-diam
membiarkanmu dihembus angin
ikuti debu yang menghamburkan pandangan
nyeri senjaku
perih ingatanku
bagaimana mungkin embun meniti daun daun
menyongsong matahari
lalu mati di hatiku
bila kau baca sajak ini
isi dadamu ditikam ngilu
pikirkan hal mustahil
tanya padaku
benarkah aku jatuh cinta padamu?
(seri puisi cinta, batanghari, 26 oktober 2015, cok sawitri)
saat kulewati bahumu
menegurmu dalam bisik
menyapa sekadar ucap
jalan ke kanan ataukah ke kiri
engkau lelaki ataukah perempuan
tak cukupkah waktu bersarang
untuk membiarkan rindu kalah
gelanggang yang riuh
panggung tak berbatas waktu
lalu
mari maki perasaan perasaan ini
mari caci kerinduan kerinduan ini
dimanakah rasa salah kusimpan
mencintaimu diam-diam
membiarkanmu dihembus angin
ikuti debu yang menghamburkan pandangan
nyeri senjaku
perih ingatanku
bagaimana mungkin embun meniti daun daun
menyongsong matahari
lalu mati di hatiku
bila kau baca sajak ini
isi dadamu ditikam ngilu
pikirkan hal mustahil
tanya padaku
benarkah aku jatuh cinta padamu?
(seri puisi cinta, batanghari, 26 oktober 2015, cok sawitri)
No comments:
Post a Comment