Sanggup Kau Sepikan Hatiku



di dalam dadaku

pilu menemukan musim semi

burung-burung kembali dari balik benua

warna warni sedih menghulu-hilir

muara dikatup jantung ini

justru pengap.

berapa lama sanggup kau sembunyi

dari lecutan lecutan ingatan

hitunglah satu dua tiga empat lima enam...

tak sengajakah dalam percakapan

telapak tanganmu berbagi hangat?

menitip lembut ke pori pori
tawamu meledak berkisah impian-impian

berkeping-keping cahaya bintang

malam sabtu, malam minggu, malam selasa

para pemuja yang pucat

kembang luruh di musim semi

tak kau sesali bila kering seketika

padaku mengeluh seluruh sumbatan kepala

tak bikin sendat

dukacita menetesi landainya hamparan

sabana meranggas

didalam dadaku

menguap asap panas bertungku

cerita cerita memagari kau dan aku

kekasihmu yang bebal atau

pengumpan di telaga keruh

buat memancing kenekadanku

ya, aku mencintaimu tiba-tiba

tak perlu mencari alasan sebab

hingga luruh musim musim

tak akan kuingat

sebabnya mencintaimu

didalam dadaku masih

musim semi meninggikan ranting cabang

gagah menandakan batang kepedihan.

(seri puisi cinta, batanghari, 26 oktober 2015, cok sawitri)

No comments:

Post a Comment