Suatu Waktu Mengenangmu

Suatu Waktu Mengenangmu


kaukah yang melintas

desau angin dalam keriuhan jalan

ingatkan aku pada satu menu:

udang dililit bacon, roti dibalut butter

matamu lembut berkerjap:

menepuk punggung tangan

kopi dengan rasa asing di lidah

ah, perapian di seberangku duduk

menceburkan ingatan ke lamunan

asap itu tenggelam aku!

malam-malam pernah berbaring beratap ilalang kering

mengejar jarak ubud-denpasar-airport

cerita menjadi kata-kata beku, kini

hampir tengah malam

beberapa toko menunda langkah

baju hangat, kemeja dan topi

memanjangkan hari jalan di sisimu

payung, akar-akar remang dari dinding tanah

memekik dalam diam hati:

mengapa kita berpisah?



kaukah yang memintas

dalam potongan sayur di piring salad

anak-anak itu mengangsurkan tiket

malam senyum, gerimis tipis

turun tepuk tangan di waktu kita menyeberang

memegang lengan kelam, tinggalkan keriuhan

kelam melelahkan hati,

malam menyimpan kenang

jalan-jalan memungut ingatan sepanjang malam

sempat, aku simpan sehelai daun kering

lalu remuk oleh amarahku



riuh tepi jalan, kini

memberiku tempat buat sembunyi

berkali-kali memandangi setapak

diseberang pasar telah berdandan

menyisakan bayang di pohon pohon

berdirilah di sebelahku menukar senyum

lalu kini menjadi sunyi yang pedih



kaukah yang melintas

menyapa dalam desau angin

memurungkan cahaya lampu lampu

mengherani aku: mengapa tak sanggup lupa

kenangan telah uzur, kalender puluhan kali diganti

kaukah yang memintas?

malam-malam ditepi jalan, menegur rahasia hati ucapkan selamat tinggal, kini

yang tak pernah sempat kita ucapkan.


(batubulan, tahun 2015)

No comments:

Post a Comment