Bila Kau Tahu, Ingatanku Yang Sial, Pisahkan Kamu
ingatanku yang sial
pada senja di tepi lamunan
bunga-bunga kamboja luruh
luruh-luruh daun daun kering
kering-kering hati
setapak menjanjikan
desir ditiap langkah mengayun jauh
aroma tubuhmu terselip
menghentikan tarikan nafas
berkali-kali saat jalan sendiri
berkali-kali aku mengherani
didada bersiap pentas satu pertunjukan
menanti layar dibuka, kegelisahan menyepikan diri
lampu-lampu dipadamkan
suaramu mencariku
demam yang meruap dalam kulitmu
tiba-tiba menebarkan kehangatan
ingatanku yang sial
sampai tepuk tangan itu meledak
sorak sorai menyilaukan mata
hati dapat berlari, tubuhku diserung
ingatanku yang sial
pada senja di tepi lamunan
bunga-bunga kamboja luruh
luruh-luruh daun daun kering
kering-kering hati
setapak menjanjikan
desir ditiap langkah mengayun jauh
aroma tubuhmu terselip
menghentikan tarikan nafas
berkali-kali saat jalan sendiri
berkali-kali aku mengherani
didada bersiap pentas satu pertunjukan
menanti layar dibuka, kegelisahan menyepikan diri
lampu-lampu dipadamkan
suaramu mencariku
demam yang meruap dalam kulitmu
tiba-tiba menebarkan kehangatan
ingatanku yang sial
sampai tepuk tangan itu meledak
sorak sorai menyilaukan mata
hati dapat berlari, tubuhku diserung
keriuhan
saat sepi, tinggal aromamu
sebaris pesan dari banyak orang:
kami pulang duluan, sampai jumpa lain kali
ada yang lenyap, sudut tempatmu berdandan
kosong benar di sana
kosong benar hatiku
ah, ingatanku yang sial
aroma yang tenggelamkan aku
kau tak akan tahu
sebab aku tak banyak menyapa
sebab aku tak banyak waktu
sebab aku kehilangan canda
lampu padam, kehangatan didahimu
demam yang asing itu
meruap jauh ke denyar sepi sepiku
ingatanku yang sial
kau tak akan tahu
sampai kini,
bahkan sekalipun lampu kembali dipadamkan
dahimu kembali hangat
jatuh dibahuku
ingatanku yang sial
menjadikanku jauh darimu selalu
(batubulan, tahun 2015)
saat sepi, tinggal aromamu
sebaris pesan dari banyak orang:
kami pulang duluan, sampai jumpa lain kali
ada yang lenyap, sudut tempatmu berdandan
kosong benar di sana
kosong benar hatiku
ah, ingatanku yang sial
aroma yang tenggelamkan aku
kau tak akan tahu
sebab aku tak banyak menyapa
sebab aku tak banyak waktu
sebab aku kehilangan canda
lampu padam, kehangatan didahimu
demam yang asing itu
meruap jauh ke denyar sepi sepiku
ingatanku yang sial
kau tak akan tahu
sampai kini,
bahkan sekalipun lampu kembali dipadamkan
dahimu kembali hangat
jatuh dibahuku
ingatanku yang sial
menjadikanku jauh darimu selalu
(batubulan, tahun 2015)
No comments:
Post a Comment