Ibu, kapan nyepi itu kapan mulainya?

Menikmati gelap di serambi, ibu saya dengan ingatan berayun-ayun, sekelebat entah apa yang melintas dalam ingatannya," Nyepi itu kapan mulainya? dahulu pastilah tidak seperti sekarang rasanya, dahulu belum ada listrik, kita semua mengenal malam sebagai gelap, hanya sentir...obok...kadang obor di halaman...sundih!" --Entah. Saya berusaha membiarkan ibu mengingat, agar ingatannya berjalan pelahan. Lalu terdengar hela nafasnya,"dulu, ya...saat putra=putra Batara Pasupai dikirim ke Bali ya....itu cerita yang kita tahu ya..."-- Mungkin, saya cukup takjub, dalam gelap saya tak mungkin melihat ekspresi wajah ibu. Lalu disaat saya merasa ingatan ibu akan mencair dari kepadatan kepikunannya,"kenapa listrik mati? PLnnya rusak lagi?"

"Nyepi, bu..." saya menyahut. Ibu saya kembali tenggelam dalam diamnya. Saya kembali memancing, kira-kira kapan bu, Nyepi itu mulai dilakukan? Ibu saya tidak menyahut, kemudian tiba-tiba berkata," sejak lama, sejak kepit komaknya bali ini...Pedande Nabe dulu pernah cerita, sejak lama....sejak Bali belum ada banyak manusia..." --Saya memilih diam, takut ibu saya beralih lompatan ingatannya,"sejak tahun berapa? abad berapa? Raja siapa?"

Itu zaman betare....jawaban ibu membuat saya tersenyum, itu artinya gugur sudah hitungan zaman, era, arkeologi, dan lain sebagainya. Sebab tak terbayangkan awalnya jika itu menyangkut awal kedatangan putra=putra batara pasupati. Artinya sejak lampau benar, nyepi itu diaadakan. Dan saya pernah membacanya, tentang catatan tua, mengenai nubuat suci mengapa nyepi dilakukan, itu memang perintah batara pasupati, leluhur dari penguasa- saptagiri. Ibu saya kembali diam, menikmati gelap,"sampai kapan listriknya mati?" tanyanya dengan kembali. Saya menyahut, "Ini nyepi, bu..."--saya tersenyum, ibu kembali bergumam dalam gelap di serambi.

No comments:

Post a Comment