Calon Bupati


    Dengan kumis tipis, bibir bawah mengatup, tatapan yang seolah tak melihat siapapun, Gede Bagus mengangguk sekenanya. Duduk bersila di bale gede, bale warisan kakeknya yang sudah direnovasi tiga kali dan kini sudah menyala-nyala, bale yang berwibawa karena diukir dan didempul cat prada , dimport dengan harga mahal, "jadi begitulah tanggapan mereka, Bli…" Dalam keheningan rumah berhalaman luas, tepatnya diperluas, kebun belakang sudah dijadikan bangunan, ladang kiri kanan sudah jadi show room. Dulu, rumah kakeknya hanya seluas tiga are, tetapi kakeknya juga memiliki kebun dan ladang sebelah menyebelah dengan rumah, kini sudah ditatanya, sudah dipilah dengan perhitungan asta kosala kosali. Penataan rumah itu dimulai ketika almarhum ayahnya diangkat jadi pejabat di awal reformasi, dan meninggal mendadak saat Gede Bagus baru saja menikahi Gek Ayu, tetapi untunglah sewaktu ayahnya diangkat jadi pejabat, Gede Bagus membuka restauran, jual beli mobil dan juga jual beli tanah, "mereka katakan, Bli sudah mulai melakukan manuver…"