Lamunan

melamunkan yang menari dalam diri
perempuanku tanpa dendang
diam merasakan : gerak meriak tipis
berdenyut dikedalaman
hilang nafas
udara beku di titik pejam
kadang kalau melayang tinggi ke langit,
kadang kalau diam beku dalam wajah gelap
melamunkan yang menari dalam diri
tanpa sayap
mengepak dalam ngambang yang asing
rasanya perih
rasanya jeri
mendingin dalam lorong bertembok putih
menyinar mataharikah dikedalaman
bertemu tanpa tindakan kaki
perjalanan begitu luas, katanya
lalu
jatuh juga dalam tersengal
dijerat sesat dalam risau
menusuk ingatan akanmu
yang tak bosan menari, jadi penghuni setia dalam lamunan
memberi nyata saat senyaplah kamar
ketika memandang kesendirian yang mengasingkan
di sini, diantara jumat yang para penjaga langit
menertibkan lamunan

(cok sawitri, 2008)

No comments:

Post a Comment