Telingaku Mimpi, Langkahmu Menjauh Sudah



rasanya sudah gelap
padahal terang lampu di halaman
hatiku kelam
hujan berlari menjauh
memasuki karang karang rahasia
dilangit pelangi tinggal kisah

rasanya sudah sunyi
riuh kendaraan terdengar mendekat
telingaku mimpi
panas menjulurkan sungutnya
layu tanah, hilang harum bunga bunga
lumut lelah melawan kilau
“aku melihatmu meliwati barisan pohon pohon
lalu terjal tebing bergerak
seperti layar cahaya
menjangkaumu dengan hati
menyapamu dengan harapan”

rasanya sudah gelap
terang lampu dihalaman
tubuhku tak lagi berbayang
desau angin meluluhkan keringat
perih saat sampai di bola mata
rasanya sudah senyap
hampa disiulkan gelap
aku mengingatmu duduk dekat kaki
bercerita tentang mimpi
berkendaraan macan kecil mengibarkan bendera
lalu perempuan-perempuan gila menebasnya
lalu lelaki lelaki pengecut mendadahnya

rasanya hampa
mendesau sampai jauh ke rumput-rumput
mengering hati
saat terang begitu nyata
langkahmu menjauh
gemanya menghujam telinga
rasanya benar sudah gelap!

(Seri Puisi Cinta, batanghari, 3 Nopember 2015, cok sawitri)

No comments:

Post a Comment