Kelucuan akan terjadi ketika negara menatakramakan isi perut, dan barangkali kelak negara pun akan mengatur bagaimana cara mengunyah dan menelan makanan. Jam berapa boleh makan apa, jam berapa tidak boleh makan apa. Alasannya sudah barang tentu adalah kenyamanan, kesehatan dan soal 'sorga' bagi para pemakan makanan penghuni negaranya: selintas nampak negara penuh kasih sayang kepada 'umat'nya yang disebut rakyat itu, yang sudah jelas memiliki selera berbeda soal makan memakan, namun 'umat' yang penuh selera itu pastilah akan menyerah ketika dalil tata krama makanan itu disangkutpautkan dengan aturan suci; tata krama menuju sorga. Semua tahu (banyak juga yang pura-pura tidak tahu) : Hampir semua agama memiliki aturan soal makan memakan ini. Dan sudah barang tentu, latar bekalang aturan suci itu dikeluarkan tidak akan menyoal perbedaan musim; yang bersebab-akibat langsung dengan pengalaman pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. Karena itu ada beda antara keyakinan dengan religius juga spiritual, dan pasti itu akan berbeda pula dengan aturan tata krama negara. Sebab tata krama negara adalah kesepakatan dari berbagai keragaman 'selera', tidak karena 'keyakinan' negara itu dibentuk. Keyakinan selalu berakibat adanya pengikut yang taat dan loyal; kecirian fanatisme, dan lingkungan sosial menguatkannya dengan solidaritas; lama kelamaan itu akan menjadi kebiasaan dan itulah mentradisi; menjadi pengikat. Seolah-olah itulah kesepakatan, tanpa boleh diuji lagi.
MAKAN MEMAKAN....
Kelucuan akan terjadi ketika negara menatakramakan isi perut, dan barangkali kelak negara pun akan mengatur bagaimana cara mengunyah dan menelan makanan. Jam berapa boleh makan apa, jam berapa tidak boleh makan apa. Alasannya sudah barang tentu adalah kenyamanan, kesehatan dan soal 'sorga' bagi para pemakan makanan penghuni negaranya: selintas nampak negara penuh kasih sayang kepada 'umat'nya yang disebut rakyat itu, yang sudah jelas memiliki selera berbeda soal makan memakan, namun 'umat' yang penuh selera itu pastilah akan menyerah ketika dalil tata krama makanan itu disangkutpautkan dengan aturan suci; tata krama menuju sorga. Semua tahu (banyak juga yang pura-pura tidak tahu) : Hampir semua agama memiliki aturan soal makan memakan ini. Dan sudah barang tentu, latar bekalang aturan suci itu dikeluarkan tidak akan menyoal perbedaan musim; yang bersebab-akibat langsung dengan pengalaman pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. Karena itu ada beda antara keyakinan dengan religius juga spiritual, dan pasti itu akan berbeda pula dengan aturan tata krama negara. Sebab tata krama negara adalah kesepakatan dari berbagai keragaman 'selera', tidak karena 'keyakinan' negara itu dibentuk. Keyakinan selalu berakibat adanya pengikut yang taat dan loyal; kecirian fanatisme, dan lingkungan sosial menguatkannya dengan solidaritas; lama kelamaan itu akan menjadi kebiasaan dan itulah mentradisi; menjadi pengikat. Seolah-olah itulah kesepakatan, tanpa boleh diuji lagi.
kategori:
Artikel
ON AIR DI RRI NOVEL SUTASOMA; BESOK JAM 9 PAGI...
kategori:
Catatan
RINGKASAN singkat riwayat TARI BARIS TUNGGAL
Sekitar tahun 1989-an saya berkesempatan mewawancarai Pak Oka Sading; salah satu penari jauk manis yang sangat dikagumi masyarakat Bali. Dalam percakapan akhir tanpa sengaja terjadi percakapan mengenai riwayat Tari Baris tunggal, yang awalnya saya sendiri mengira usia tari ini sangat tua, ternyata tari baris pangalembar kadang juga disebut Tari Baris Solo; disusun koreografinya dan dipentaskan pertama kali sekitar tahun 1932-an; tujuan disusunnya tari baris tunggal ini agar tari baris sakral tidak dieksplotasi oleh turis-turis yang mulai berdatangan ke Bali. Jadi, di tahun itu masyarakat Bali telah memulai sebenarnya bagaimana caranya melindungi martabat dan harkat berkesenian dari arus jual-beli yang dimenjiwai tourisme. Waktu itu cara yang dilakukan agar tari-tari sakral tidak dipertunjukan sembarangan maka diciptakan koreografi dari inspirasi dari keberadaan Tari Sakral.
kategori:
Artikel
Kemana Malam Mingguan Tanggal 12 September??
Kalau pingin ngobrol, ngobrolin Novel Sutasoma dengan santai dan gaul, ngorte ane pas ortaanne. Yuk, yang diseputaran Denpasar, datang ke Green Waroeng, di Jalan Tantular/ Renon- Denpasar. Yang tiba-tiba merasa perlu melegakan hati Baca puisi atawa memetik gitar: datang aja tanggal 12 September, dari jam 18.30- selesai. malam minggu malam yang panjang... juga FREEE KOPI: KOPI RAIT
kategori:
Catatan
Teater Bali di Era Manusia Memangsa Kemanusiaan
Di Bali sejak tahun Çaka 818, teater atau drama telah ada. Tidak sebatas sebagai kegiatan pengisi waktu, namun ditempatkan sebagai profesi, yang mendapatkan perlindungan hukum dari penguasa. Juga nampak drama dan teater telah terorganisir sebagai kelompok yang menerima upah serta juga dapat diduga telah memiliki tradisi kurasi yang berdasarkan track record dan proses kreatif dari penonton dan penguasa.
kategori:
Artikel
Subscribe to:
Posts (Atom)
Banyak dibaca
-
Beberapakali ada yang bertanya kepada saya , apa sebenarnya dramatisasi puisi itu (?) dan apa bedanya dengan fragmentasi puisi (?) Kedua pe...
-
ARJA SIKI Proses saya kembali mencoba memahami Arja Siki, tidaklah mudah. Sebab ketika saya memulai melakukan penelitian di tahun 2005, hany...
-
NAMA saya Nagari. Umur, tiga puluh tahun. Tanpa harus dijelaskan, saya sudah paham. Sore itu, sehabis mandi dan rambut saya masih basah, pin...
-
Sebab kembali menjelang galungan kuningan (tahun 2015) Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi penganut Hindu Bali merupakan rangkaian peraya...
-
Dalam tradisi hindu di Bali ada yang disebut sang sulinggih ( ida pedande ), mereka (dia) yang telah melewati upacara madwijati ( masuci,m...
Kategori
Arja
Artikel
Bali
Banda Aceh
Bapaku
Batanghari
Batubulan
Brata
Brayut
Buddha Kula
Budhakeling
Buku
Calon Bupati
Candi Boko
Candra Bherawa
Catatan
Cerita
Cerpen
Chairil Anwar
Chandra Bherawa
Cinta
Dayu Arya
Denpasar
Drama
Dramatur
Epik
Festival
Galungan
Gede Bagus
Geruritan
Gunung Agung
Hindu
Hindu Bali
Ibuku
Icaka
Ical Nyukhin
Imlek
Kalapa
Kalki
KAPAK TUJENG
KECERDASAN SUKMA
Keluarga
Kemerdekaan
Kisah Panji
Koleksi Keluarga
Komedi
Kuningan
Legenda Bali
Lelaki Tua
Maguru Sisia
Men Ami
Minoritas
Mite
Monolog
Nagari
Naskah
Negara Tentangga
Ngembak
Novel
Nyepi
Parade
Pasraman
Pekenan
Pelopor Angkatan 45
Pentas
Perayaan
Perempuan
Petikan
PILKADA
Ponakan
Prolog
Prosa
Puisi
Pura Pasar Agung
Purnamane
Renungan
Review
RISET
Ritus
Ruwatan
Sanur
Saraswati
SASTRA PEMIKIRAN
Satria
Sejarah
Sekolah
Sensasi
Serial
Siki
Sinopsis
Siwa Buddha
Siwa Gama
SUNYA NIRVANA
Sutasoma
Tantri
Tapa Brata
Tari
Teater
Tembakau
Tradisi
Tumbal Dewi
Tutur Nyatur
Ubud
Upacara
Workshop
Arsip
- March 2020 (3)
- February 2016 (4)
- January 2016 (33)
- August 2015 (9)
- April 2015 (1)
- March 2015 (8)
- February 2015 (2)
- December 2014 (24)
- January 2012 (5)
- December 2011 (4)
- November 2011 (9)
- October 2011 (1)
- September 2011 (6)
- August 2011 (1)
- July 2011 (3)
- May 2011 (4)
- April 2011 (3)
- March 2011 (4)
- February 2011 (1)
- January 2011 (4)
- October 2010 (6)
- September 2010 (1)
- August 2010 (1)
- May 2010 (4)
- March 2010 (1)
- January 2010 (6)
- December 2009 (2)
- November 2009 (12)
- October 2009 (14)
- September 2009 (5)
- August 2009 (7)
- July 2009 (15)
- June 2009 (8)
- May 2009 (2)
- October 2008 (1)