sedang hatiku
seperti dermaga yang tak bertanya
perahu siapa yang kan buang sauh
ah, pagi yang mana
akan kembalikan hati
percaya embun di jemarimu
jadi gigir didadaku
ah, malam yang mana
akan kembalikan kerinduan
percaya hati jadi hangat
bila didekatmu
nyatanya, aku bukan pemuja bulan
yang melambungkan angan
jadi pemintal di tiap purnama
nyatanya, aku bukan pendayung perahu
yang tengadah menghitung bintang
membayangkan perjalanan indah
sedang hatiku
tetaplah ia dermaga yang ramah
bertanya kepada angin
perahu siapa yang lepas sauh?
jika itu kamu
kujabatkan tangan sebelum ombak melajukan perpisahan
sebab pagi dan malammu
hilang kendali dalam detak dadaku
telah masai hilang nyali
untuk jadi nahkoda hatiku!
(batu bulan, cok sawitri, 2009)
seperti dermaga yang tak bertanya
perahu siapa yang kan buang sauh
ah, pagi yang mana
akan kembalikan hati
percaya embun di jemarimu
jadi gigir didadaku
ah, malam yang mana
akan kembalikan kerinduan
percaya hati jadi hangat
bila didekatmu
nyatanya, aku bukan pemuja bulan
yang melambungkan angan
jadi pemintal di tiap purnama
nyatanya, aku bukan pendayung perahu
yang tengadah menghitung bintang
membayangkan perjalanan indah
sedang hatiku
tetaplah ia dermaga yang ramah
bertanya kepada angin
perahu siapa yang lepas sauh?
jika itu kamu
kujabatkan tangan sebelum ombak melajukan perpisahan
sebab pagi dan malammu
hilang kendali dalam detak dadaku
telah masai hilang nyali
untuk jadi nahkoda hatiku!
(batu bulan, cok sawitri, 2009)
No comments:
Post a Comment