PATAH

rum telah menghapus tanda, semua ranting meletupkan kuncup,hp ataukah fisbuk, percakapan-percakapan itu menusuk jauh; tak terduga khasiatnya; debar dada menuju sesak.walau seluruh tanda mengisyaratkan ramalan yang menjauh; mungkin tak mungkin tak; o, bujukan betapa menggetarkan rasa sepi; ditawarkan senja yang lembut, duduk hangat; mencecap langit merah serta membiarkan semua kuncup bermekaran. Telah dibungkus sedemikian rupa, seperti sepotong roti kesukaan yang kan disimpan untuk camilan; tetaplah aromanya mengusik lidah, menegangkan wajah. Rum ingin terisak, kenapa mesti menghapus tanda-tanda, hp tak bernomor ataukah fisbuk tanpa status; itu kemayaan yang masyuk. Dari mana kuasa rindu memasuki urat hati? Meliuk selalu bikin ada nyeri yang berulangkali kambuh; tapi jemari regang, pikiran buntu; juga tak mungkin tak; jatuh cinta kepada bayangan; itu percakapan pengisi sela hari agar pulsa tak terbuang percuma; tapi seluruh jendela seolah barisan nama; tak terbaca, kemana kau, kenapa tak ada sms, tak sapa atau puisi yang menggetarkan. Rum mendecak; kegilaan seperti apa yang menaikan rasa tak sabar jadi ratu; lihatlah, semua kata indah juga ditulis untuk ribuan orang. Hati lemah selalu kuat membantah; kubikin kau balik merindukanmu. Kuhapus tanda; kebingungan ini harus kau miliki. Tapi rum tercekat; dua kali sms tiba isinya salam, sekali kemudian hanya sapaan, lalu barisan nama itu tak memuat satu nama. Rum terisak, mengeja seluruh pucuk di ranting pohon; kenapakah pula aku biarkan; bujuk rayu menusuk rindu, perihnya kini menetes. Semua pucuk telah dipapas; semua tanda telah dihapus. Rum menarik nafas. Tak lagi temukan, tanda yang bisa membangun percakapan..

No comments:

Post a Comment