RUM, Akhirnya Hatinya Patah…

nyanyikan lagu itu
mimpi telah pergi, ia tak lagi berdiam
lenyap permohonan
lenyaplah pula kelembutan.
nyanyikan segera! agar pohon besar tak meninggi
ibalah kepada langit
ibalah kepada bintang
satu lagu akan luruhkan daun-daunnya
biarkan di bawah ia tidur
biarkan lelap. biarkan lelap. mimpi akan tiba sesekali

rum membisu. sejak sajak itu dikirim. percakapan menjalin hati; aku bukan peramal. aku bukan penebak kata. yakin aku, berkali-kali ia nyatakan, ingin mengajakku kencan. sempat aku bimbang. sempat pikiran liar tepikan wajah kekasihku.petualangan itu menujumku. hingga mata sulit terpejam. tapi kini ia mencuri semua mimpi. kejujuranku pisau tajam.lukai aku. Maka biarkan puncak pohon itu gapai langit. para pencuri kelak berlompatan.

Langit Adalah Panggung, Tak Miliki Janji Pada Siapun

kukisahkan kepadamu
ada hujan yang tak betah di awan
saban musim ia datang berkunjung ke bumi
ada matahari yang sabar
tetap rindu pada malam

semua kerinduan-kerinduan, sayangku
temukan jalan
kukisahkan padamu
hatiku, telah kutitipkan di kerlip bintang
saban purnama kuhembus dalam cahayanya
sekalipun engkau tak perdulikan itu
tetaplah tetap aku merindukanmu